Senin, 03 Oktober 2016

Cinta sejati seorang ibu


Namaku saiful usiaku saat ini 22thn aku anak ke 2 dari 3 bersaudara aku hanya seorang penjual es krim keliliing di daerah kota p ****** g ,,,,,,, Namun aku juga sebenarnya seorang mahasiswa yang terpaksa berhenti kuliah karna faktor ekonomi, hmm mungkin kali ini aku kurang beruntung tapi cita cita menjadi wisudawan slalu ada dalam benak ku terngiang dan aku ingin sekali membuktikannya ,, namun harapan itu seolah olah pupus ketika melihat kenyataanya aku tak seberuntung mereka, awalnya sulit bagi saya menerima keadaan ini namun seiring berjalanya waktu perlahan aku mampu menerimanya terlebih dengan kondisi kluargaku yang berantakan membuat aku semakin tertekan saat berada di rumah yang aku dengar hanya keributan antara ayah dan ibuku tak jarang aku melihat ibuku menangis, sampai suatu ketika bentrokan hebat terjadi sampai ayahku pergi meninggakan kluarga lantaran ayahku malas bekerja, malam di rumah pagi-pagi bahkan marah ketika tidak menunjukkan apa pun di meja makan, pekerjaan ayahku hanya seorang pengrajin kayu yang ketika ada borongan maka punya uang sekarang ayahku pergi begitu saja tanpa peduli bagaimana nanti kehidupan anak2nya makan bagaimana dan masadepannya seperti apa, sepertinya itu tidak terlintas di fikiranya, ibuku hanya mampu menangis sambil mengusap kening adikku yang saat itu masih 4thn sedangkan kakaku entah dimana ia sekarang, semenjak sering terjadi pertengkaran kakaku mulai jarang pulang bahkan lebih suka di jalanan kalopun pulang hanya untuk makan, aku benci kakaku dia laki laki harusnya ia mampu meringankan sedikit kesusahan ibuku dan dapat diandalkan bukan malah menambah beban fkiran ibuku, ibuku sesosok perempuan yang tangguh itu tidak begitu saja menyerah dengan kondisi ini ia mencoba tegar ketika dihadapanku berpura pura semua keadaan akan baik baik saja, aku tau maksud ibuku agar aku tidak bersedih segala cara ibu lakukan agar kami bisa makan akupun tidak tinggal diam melihat ibuku yang Saya kesulitan mencari pekerja aan mengandalkan i jazah sma ku namun tak kunjung dapat pekerjaan sampai akhirnya teman menawariku berjuallan es krim mengambil dari agen dengan sistem darii agen misalnya harga dari agen 1000 aku jual 1500 yang 500 untuk ku sebenarnya aku bisa menjual dengan harga 2000 tapi aku tidak mau merusak pasar harga jual teman2 yang lain takutnya jika kemahalan orang malas membeli es krim merk kami, berbulan bulan kami hidup kesusahan bahkan aliran listrik dirumah kami sudah di putus karna kami tidak bisa membayar bahkan aku sering menjumpai adiku sering di olok olok teman sebayanya aku takut mental adikku terganggu lantaran sering di jauhi teman2nya sepertinya di usia nya yang menginjak 5thn saat itu ia sudah memiliki naluri paham dengan kondisi keluarga itu tidak pernah aku dengar meminta mainan layaknya teman2 yang lain bahkan yang paling membuatku menangis saat aku tidak sengaja menemukan dia keluar dari dapur sambil menggenggam sesuatu tidak peduli apa yang saya datang untuk menemukan saudara saya berteriak lati garam bata ak u menangis sambil ku minta garam itu lalu ku tanya kenapa kamu makan garam ini dengan polos ia menjawab lapar ingin jajan tidak punya uang lalu aku belikan itu roti dari hasil aku penjualan eskrim umpan di rumah kami baru ada makanan setelah ibu pulang dari penjualan di pasar, baru ibuku membawa makanan dari kejadian itu aku semakin sayang adikku, kini kehidupan kami mulai normal ibuku juga mulai terbiasa tanpa ayahku itu sekarang berjualan di pasar berjualan klapa dan sayuran dengan modal meminjam dari temannya dan beruntung mau meminjami tanpa harus buru buru mengembalikan bahkan bisa di cicil semampunya rencana rencana kami merangkak sedikit demi sedikit aku kumpulkan agar bisa membantu ibuku sampai aku lupa bahagianya masa muda yang ku tau bagaimana eskrim ku laku dan pulang membawa uang, namun di sisi lain aku manusia biasa dan kodratku sebagai manusia yaitu merasakan jatuh cinta ketika aku jatuh cinta dengan seorang gadis pengusaha anak ayam yang terhenti d engan dia bagai langit dan bum i namun cinta itu kuat aku memberanikan diri untuk berkenalan iya tidak sombong bahkan menyambut hangat perkenalanku seiring berjalannya waktu kami makin akrab hingga aku putuskan menembaknya tak di sangka iya menerima cintaku kamipun akhirnya resmi jadian semenjak hadirnya dia hidupku smakin semangat dan berwarna dia mau menerima keadaanku yang hanya pedagang eskrim keliling bulan demi bulan kita jalani sampai 6bulan lamanya ku putuskan menemui orang tuanya aku di sambut hangat d rumahnya lalu ku utarakan niatku mau melamar anaknya nya meskippun ragu dan takut lalu orang tuanya menanyaiku tentang apa pekerjaanku orangtuaku usaha apa aku jawab keadaanku yang sbenarnya tentang pekerjaanku dan kondisi kluargaku aku mengira mereka akan menerima apa adanya karna dari sikap mereka yang sebelumnya hangat padaku ternyata tidak aku bisa menduga dari ucapannya yang halus namun berarti menolak niatku dan ucapan yang paling ku ingat saat itu '' maaf ya ful kalo misa Apakah kamu menikah dengan anakku nanti kamu mau makan apa? bisakah putraku dibiarkan seperti ayahmu melihat ibumu ??? sudah kamu pulang saja anakku mau saya jodohin sama anak temen saya yang seorang guru''tarrrrrr rasanya aku tersambar petir ucapanya memang pelan namun tajamnya melebihi pedang membelah tubuhku mulutku terkunci air mata tidak dapat aku bendung namun aku coba menahan dengan terbata aku pamit pulang rasanya malam itu aku sudah mati aku tidak bisa merasakan apa2 selain sakit hati tidak bisa ku bohongi akhirnya air mata ini menetes aku merasa penderitaanku lenkap sudah perempuan yang pertama kali aku cintai ternyata akan menjadi milik orang lain hari demi hari kini menjadi tawar lagi aku berpikir mungkin masih ada kesempatan untuk meyakinkan kedua orang tuanya sampai ku putuskan datang kembali kerumahnya alangkah bahagianya aku bisa melihat perempuan yang ku cinta sedang memberi makan ikan di kolam depan rumahnya senyumnya cukup menghibur glisahku akhir akhir ini, namun aku terkejut keti ka ayahnya keluar dengan laki laki berpakaian rapi dan bersih setelah bermain catur dan dia tahu kan laki laki tersebut yang ternyta calon suaminya aku berjabat tangan dengannya namun di balik itu aku hancur berhari hari berbulan bulan aku kesakitan aku seperti sudah mati saja bahkan ibuku sedih karna melihatku slalu murung tapi aku tidak bercerita apa yang terjadi karna aku yakin ibu ku pun pasti bersedih setiap hari aku hanya di rundung duka sampai suatu malam aku terbangun kudapati ibuku sedang menangis dengan mukena yang kumal bermunajat untuk kebaikanku dan sodara sodaraku saat itu menyadarkan ku masih ada ibu ku dan di sampingnya ada adiku yg tertidur pulas mereka tidak akan pernah meninggalkanku walaw apapun keadaanku aku mulai bangkit lagi mencari pekerjaan akhirnya aku mendapat pekerjaan lagi sebagai koki restoran dan dari situ aku belajar dan bekerja keras 2tahun aku bekerja akhirnya aku putuskan keluar dengan bakatku dan semangatku aku putuskan membuka usaha sendiri b erbagai cobaan aku lewati mulai dari penggusuran kena razia satpol sampai bangkrut saya namu n selalu ibu menyemangatiku dengan doa doanya ,,, sekarang aku sudah berhasil dan adiku sekarang lulus kuliah sementara kakaku ikut ayahku trimakasih ibu ,,,, 

 

NAMA STORY BENAR DI PASAR.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar